Kamis, 24 Juni 2010

Lidah Mertua


Sore itu saya gunakan untuk beristirahat sembari menemani anak bermain dihalaman rumah, sudah lama rasanya tidak bersih-bersih halaman atau sekedar menyapu halaman...seperti biasanya peralatan yang dibawa secrap, dan sabit kecil...Pandan pertama tertuju pada serumpun tanaman yang mirip lidah buaya tapi bukan lidah buaya, berwarna hijau dan ada pula yang berwarna hijau bergaris kuning; karena lupa namanya akhirnya saya googling di internet dan akhirnnya saya temukan sebuah nama Lidah Mertua...

Apa hubungan antara tanaman dan lidah mertua ? wah tidak tahu juga ya, yang pasti tanaman dengan nama asli SANSEVIERIA TRIFASCIATA LORENTII ini lumyan cantik jika dipajang di ruang tamu dengan diberi pot rendah,selain warnyanya yang cukup unik, ternyata banyak juga manfaatnya.
Menurut sumber yang saya temukan tanaman sansevieria dapat menyerap 107 jenis polutan ! di daerah padat alu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok, sampai saat ini tidak kurang dari 100 jenis sansevieria yang ada di indonesia sekalipun tanaman ini berasal dari afrika, tetapi ada 1 jenis sansevieria asli indonesia ! yang ditemukan di kepulauan seribu yaitu "SANSEVIERIA JAVANICA".
Seain menyerap polusi trnyata sansevieria memiiki manfaat lain loh ! yaitu dapat mngurangi zat beracun seperti CO2, benzen, xilen, formaldehid, dll menjadi senyawa organik, gula, dan asam amino, karena adanya "PREGHANE GLYCOSIDE" pada tiap daunnya.
SANSEVIERIA TRIFASCIATA LORENTII" yang dipotong - potong trus dmasukin kedalam kulkas ternyata dapat menghilangkan bau tak sedap !! terus juga dalam lingkungan industri potongan tadi disebarkan di ruang produksi industri untuk mereduksi senyawa beracun yang terhirup oleh para pekerja, trus juga bisa mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi !! maka baik jika tanaman ini ditaruh disamping komputer atau televisi.
Daya tahan sansevieria yang cukup kuat dan rentang toleransinya yang cukup tinggi terhadap kondisi lingkungan yang kurang mendukung menjadi faktor yang menguntungkan dalam penanamannya. Sansevieria memungkinkan ditanam dalam berbagai kondisi lingkungan, mulai di dalam ruangan, lahan terbuka, sampai penanaman denagn sistem hidroponik. Setiap lingkungan tumbuh tersebut tentunya memiliki kareteristik yang berbeda-beda. Karenanya, cara penanaman maupun perawatannya tidaklah sama.
Pada dasarnya sansevieria membutuhkan media tanam yang porous, bertekstur kasar, dan mengandung sedikit bahan organik. Hal ini sangat penting mengingat tanaman sansevieria tidak menghendaki kondisi media yang terlalu lembap. Media tanam yang porous menjamin tersedianya oksigen bagi akar tanaman. Porositas yang tinggi juga menunjukkan drainase yang baik. Dengan demikian, media tidak akan menyimpan air terlalu banyak. Kandungan air yang tinggi pada media tanam bisa menyebabkan akar membusuk

Keasaman(pH) media tanam yang ideal untuk sansevieria adalah 5,5-7,5. Meskipun demikian tanaman ini bisa bertoleransi pada rentang pH 4,5-8,5. Pada kondisi asam, penyerapan hara nitrat dan fosfor akan terhambat. Kondisi asam juga mendorong bebasnya besi dan almunium yang jutru merupakan racun bagi tanaman. Selain itu, media tanam yang terlalu asam merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan pathogen. Akibatnya, tanaman menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur seprti busuk rimpang dan busuk daun.

Jika pH terlalu rendah, media memerlukan penambahan kalsium karbonat(CaCO3) atau kapur. Dalam hal ini, unsur yang berperan dalam menaikan pH adalah kalsium. Sebaliknya, jika media terlalu basa, kita bsia menambahkan sulfur untuk menurunkan nilai pH. Selain itu, sulfur juga termasuk salah satu unsur yang dibutuhkan tanaman meskipun dalam jumlah sedikit.
Jenis media tanam yang biasa digunakan di antaranya tanah, pasir, pupuk organik, bahan organik, dan bantuan.
1. Tanah adalah jenis media yang lazim digunakan untuk tanaman. Sebaiknya tanah untuk sansevieria bukan jenis tanah liat karena porositasnya kecil. Jenis tanah berporositas tinggi diantaranya adalah tanah merah(latosol). Selain itu, penggunaan tanah sebagai media tanam sansevieria dapat menyediakan beberapa unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman.
2. Pasirsangat bagus digunakan sebagai media tanam sansevieria, terutama yang ditempatkan dalam ruangan. Selain porositasnya tinggi, pasir mempunyai kapasitas tukar kation yang rendah sehingga sangat lambat dalam melepaskan unsur hara. Jenis pasir yang umum digunakan adalah pasir malang.
3. Bahan Organik Sumber bahan organik bisa berupa sekam mentah, sekam bakar, cocopeat,d an cacahan akar pakis. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang tidak banyak, bahan ini berfungsi untuk memperbaiki tingkat aerasi media tanam. Di samping itu, penggunaan arang sekam dapat menyediakan unsur kalium bagi tanaman.
4. Arang paling baik untuk campuran media tanam sansevieria adalah arang batok kelapa. Arang ini memiliki tekstur yang lebih halus dan tidak mudah lapuk sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama.
5. Pupuk Organik bisa berupa pupuk kandang, misalnya kotoran kambing dan kotoran sapi. Pupuk kandang yang akan digunakan harus yang sduah matang. Bahan ini mengandung unsur N, P, K, yang berguna bagi tanaman.
6. Batuan umumnya digunakan untuk melapisi permukaan media tanaman besih. Batuan yang umum digunakan adalah zeolit, kerikil, dan batu kali. Batuan ini sebernanya juga bisa digantikan denagn pecahan bata merah. Selain sebagai elelmen dekoratif, batuan ini bisa menjaga kelembapan dan menstabilkan keasaman media tanam karean mengandung kalsium. Selain itu, batuan di permukaan media bisa menghambat pertumbuhan gulma. Pecahan bata merah bahkan bsia mengikat air sehingga juga sangat cocok untuk penanaman sistem hidroponik.

Rabu, 23 Juni 2010

Guru-Guru SD (sebuah opini)

Guru...mungkin profesi inilah sebagai jalan akhir bagi seorang sarjana dari jurusan apapun untuk dapat beraktifitas, lebih tepatnya disebut bekerja daripada hanya menjadi pengangguran terdidik. Banyak terdapat disekolah-sekolah seorang guru mengampu mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidang studinya, guru yang hanya "numpang" mengajar tanpa didasari kemampuan dan potensi akademik sesuai dengan bidangnya, akibatnya tentu saja kompetensi siswa terabaikan, guru mengajar seadanya, dan pasti hasil yang diperoleh akan kurang maksimal.

Pun demikian dengan guru SD...alih-alih hanya ingin langsung bekerja, seorang siswa/siswi tamatan SMA langsung mengajar melalui program magang (nyekwan=jawa.red) kemudian baru memikirkan untuk melanjutkan kuliah di Diploma-II PGSD, alasan cukup sederhana untuk masuk PGSD harus sudah mengajar di suatu SD/MI !
Sebuah pemandangan yang cukup memilukan memang, dibanding seorang lulusan SMA langsung melanjutkan kuliah di jurusan kependidikan, dan notabene mempunyai kemampuan,skill,dan pengalaman tentang metode pembelajaran harus menjadi seorang pengangguran terdidik. Siapa yang salah dalam hal ini ????Tentu tidak ada yang patut disalahkan dalam hal ini, namun perlu kita kaji bersama..bahwa anak-anak kita yang merupakan cikal bakal generasi penerus, dengan kemampuan perkembangan sel otak yang luar biasa hanya diajar seorang lulusan SMA...bukankah seharusnya anak-anak kita justru malah di ajar seorang Profesor ??
Bagaimana pendapat anda akan hal ini ??