Sebagai orang beriman tentu kita selalu berdoa yang terbaik bagi kehidupan, diri, dan keluarga besar kita agar terhindar dari marabahaya, dimudahkan segala urusannya, dan dilanjarkan jalan rejekinya. Apa yang sudah diupayakan dan dicari terkadang bisa sirna dalam hitungan waktu, apa yang sudah kita kumpulkan kadang lenyap karena berbagai hal, dan apa yang sudah kita jaga kadang hilang pula entah kemana.
Kekecewaan dan kepahitan bathin tentu saja sulit untuk diatasi saat itu, betapa tega orang yang mengambil dan orang yang telah meninggalkan sehingga kita merasa kehilangan. Kita ingin bertindak diluar batas diluar nalar, tapi apapun upayanya jika sudah hilang apakah ingin dapat kembali?
Ya, kehilangan kepercayaan apalagi, jika sudah tidak dipercaya seolah kita hanya sebagai hiasan yang orang tidak lagi mau melihatnya, membuang muka, bahkan diacuhkan. Tapi kita sebagai insyan yang punya naluri dan pemikiran tentu tidak mau begitu saja perasaan kehilangan terus menghantui, kita harus bangkit dari keterpurukan, menunjukkan bahwa kita mampu dan bisa, dan tunjukkan kepada orang-orang, bahwa kita tidak seperti yang mereka kira.
Lantas bagaimana jika kehilangan kepercayaan ? Tentu saja sahabat akan pergi orang akan beralih, dan kitapun berada pada kondisi tak menentu. Kamu pernah merasakannya ? Jika belum bantulah orang yang sedang dilanda kehilangan, jika tidak bisa berkata baik mending diam jangan malah kepo tak tentu arah dan tujuannya. Jangan hanya datang saat butuh, bagaimanapun kita membutuhkan orang lain, bagaimanapun keadaannya, suatu saat nanti.
Salaman akhir bulan.