Terkadang kita hidup berdampingan dengan orang lain tidak akan lepas dari bantuan, pertolongan, atau niat baik seseorang. Disadari atau tidak, orang yang sayang akan memberikan yang terbaik bagi orang tersayangnya, pun sebaliknya. Meskipun kadang tidak ada ikatan rasa/ perasaan terkadang ketika kita beranjangsana/ menemui seseorang ada itikat baik untuk membawa buah tangan. Nah, kadang bagi orang yang tidak peka dan kurang bisa menghargai niat orang lain menganggap buah tangan tersebut tidak perlu/ diperlukan, karena selain jenis barang buah tangannya tersebut, harganya kadang masih terjangkau untuk dibeli sendiri.
Nah, disini kosepnya adalah menghargai ketulusan seseorang ketika berniat baik tersebut. Jangan dilihat dari berapa besar nominalnya dan jenis barangnya; namun ketulusan dan itikat baiknya. Untuk itu, terbukalah untuk menerima dengan lapang dada, dengan penuh kesyukuran, dan minimal ucapan terima kasih. Sebab bisa jadi itulah jalan rejekimu atau jalan rejeki si pemberi dengan harapan Tuhan memberikan gantinya yang lebih baik dan lebih banyak.
Jangan alih-alih karena tidak suka, tidak berkenan, atau hanya "barang seperti itu aku juga mampu beli" kemudian tidak berterima kasih dan menghargainya. Kalaupun tidak suka dengan pemberiannya cukup simpan dalam hati dan berikan barang itu pada orang yang membutuhkannya.
Itulah bentuk penghargaan, jangan lukai hati si pemberi dengan berucap, besok lagi jangan belikan apa-apa. Ya Allah, tega ya ada hati yang mampu berucap seperti itu.
Ingat ya, kita hidup membutuhkan orang lain, sekaya apapun, sesukses apapun, dan semampu apapun ada peran orang lain dalam kehidupan kita. Hargailah sesorang yang tulus memberimu, sebelum orang tersebut sudah tidak lagi peduli padamu.
Ingat ini untuk pembelajaran saya dan kita semua; budayakan: tolong, maaf, dan terima kasih.
Semoga menginspirasi.
Minggu, 17 November 2024
Belajar Menghargai Meski Hal yang Kecil dan Sederhana
Langganan:
Postingan (Atom)