Selasa, 29 September 2009
Pemanfaatan Alat Peraga Sederhana
Proses pembelajaran yang diterapkan harus memperlihatkan spesifikasi dari karakterisrik mata pelajaran serta perkembangan peserta didik sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif dan nampak semangat mereka dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang seperti inilah yang semestinya mendapat perhatian lebih dari pihak sekolah melalui program-program yang dirancang sistematis dan berkesinambungan. Pada lingkup pembelajaran berbasis IPA karakteristik yang paling menonjol yaitu adanya pengaitan konsep dengan kehidupan nyata melalui pengamatan atau percobaan di laboratorium. Bahkan pada kasus tertentu tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai jika tidak mengadakan eksperimen dalam pembelajarannya, disamping untuk mencapai tujuan pembelajaran metode ini memberikan kesan yang mendalam dan lebih bermakna bagi peserta didik sehingga menumbuhkan sikap positif bagi proses dan hasil belajarnya. Dari sini timbul perilaku antusias yang besar dalam diri tiap peserta didik mengikuti pembelajaran IPA yang selama ini seakan menjadi ‘hantu’ karena lebih banyak dicekoki konsep abstrak yang seharusnya mampu mereka bangun melalui aktivitas di laboratorium.
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam mendukung pembelajaran IPA sehingga penyampaian konsep lebih bermakna yaitu tersedianya sarana dan prasarana berupa ruang laboratorium dan alat peraga (alat praktek) yang sesuai. Tapi yang menjadi catatan bahwa laboratorium bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada dalam melakukan aktivitas percobaan apalagi bagi sekolah yang masih baru dan belum mampu dari segi finansial. Justru alat praktek lah yang harus tersedia walaupun nantinya melakukan aktivitas percobaan di ruang kelas reguler (bukan laboratorium). Yang dimaksudkan alat praktek disini adalah benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Penggunaan alat praktek membantu memudahkan memahami suatu konsep secara tidak langsung atau bahkan digunakan secara langsung untuk membentuk suatu konsep. Sedemikian pentingnya alat praktek dalam pembelajaran IPA sudah sepantasnya pihak sekolah berupaya semaksimal mungkin untuk pengadaannya.
Proses pembelajaran yang selama ini kita harapkan adalah terjadinya kegiatan belajar yang melibatkan seluruh aspek yang dimiliki siswa melalui keaktifan fisik dan mental. Dari perpaduan ini menghasilkan kematangan berpikir serta penyerapan materi yang lebih efektif bagi siswa. Kegiatan ilmiah dengan menggunakan alat praktek adalah wujud perpaduan konsep abstrak dengan dunia nyata sehingga nampak korelasi yang semakin jelas, hal ini akan memantapkan pengetahuan mereka dan menumbuhkan apresiasi positif terhadap sesuatu yang telah mereka dapatkan di kelas. Aktivitas praktikum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA secara khusus dan secara umum terhadap mata pelajaran lain.
Namun jika kita melihat kondisi realitas yang ada yaitu tidak tersedianya alat praktek yang memadai di sekolah membuat harapan kita terhadap pembelajaran IPA yang agar lebih menarik menjadi sirna. Tidak adanya aktivitas praktikum memaksa guru harus mengajarkan materi dasar saja melalui metode yang monoton membuat kondisi kelas lebih bersifat pasif.
Penyediaan alat praktek untuk kebutuhan praktikum yang masih sangat minim dirasakan sebagian besar sekolah negeri atau swasta meskipun sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar. Sebagian sekolah bahkan tak mampu mengembangkan dan memperdalam materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang membutuhkan banyak praktik karena tak memiliki alat peraga yang memadai. Lagi-lagi persoalan dana yang menjadi kendala. Terlebih lagi jika kita berbicara tentang sekolah swasta yang notabene sangat minim alokasi bantuan dari pemerintah dipaksa bekerja ekstra untuk menyediakan alat praktek, hal ini diperparah dengan tidak adanya dukungan dana dari yayasan yang menaunginya. Mahalnya harga sebagian besar alat praktek IPA menambah deretan kendala pihak sekolah.
Selain berdampak pada kualitas pembelajaran, di sisi lain tidak adanya alat peraga/praktik menimbulkan perasaan kecewa dari siswa dan orang tua kepada sekolah yang dianggap tidak mampu memenuhi kepuasan pelanggannya. Apalagi sekolah yang membuka program IPA di setiap tingkatan kelas, alat peraga/praktik adalah sebuah kemestian. Lucu kedengarannya jika ada sekolah membuka program IPA namun tidak nampak aktifitas ilmiah di dalamnya karena tidak adanya alat praktek.
Untuk mengatasi masalah yang dikemukakan di atas maka perlu dipikirkan sebuah solusi yang dapat menjadi alternatif salah satunya adalah pengembangan alat praktek IPA sederhana. Menurut Nyoman Kertiasa (1994) yang menyatakan tentang pengertian alat peraga/praktik IPA sederhana atau disebut juga alat IPA buatan sendiri, adalah alat yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan memanfaatkan alat/bahan sekitar lingkungan kita, dalam waktu relatif singkat dan tidak memerlukan keterampilan khusus dalam penggunaan alat/bahan/perkakas, dapat menjelaskan/menunjukkan/membuktikan konsep-konsep atau gejala-gejala yang sedang dipelajari, alat lebih bersifat kualitatif daripada ketetapan kuantitatif.
Alat peraga/praktik IPA sederhana yang dikembangkan berupa prototipe, yaitu alat yang sebelumnya tidak ada, atau dapat juga merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada. Sebagai contoh alat uji elektrolit dan non elektrolit yang dibuat oleh pabrik menggunakan indikator lampu wolfram, elektrodenya batang tembaga dapat dibuat dan dikembangkan dengan membuat prototipe alat tersebut dengan cara mengganti indikator lampu dengan LED serta mengganti elektrode batang tembaga dengan batang karbon yang dapat diperoleh dari batu baterai bekas.
Ada dua aspek keuntungan yang bisa didapatkan dengan penggunaan alat praktek IPA sederhana yaitu dari sisi kinerja kualitatif cukup baik dan di lain sisi menimbulkan efesiensi biaya sehingga sekolah mampu mengirit dana operasional yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain.
Dalam mendukung program pengembangan alat praktek IPA sederhana ada tiga faktor yang sangat menenentukan : (1) pelaksana teknis program yaitu guru dan siswa, (2) Bahan dan alat (tools) seperti tang, obeng, palu, solder, pemotong kaca/pipa, kikir, gunting, pisau pemotong/cutter dan (3) alokasi waktu untuk merancang, membuat, dan mengembangkan alat. Program ini melibatkan beberapa siswa yang memiliki motivasi dan daya inovasi yang tinggi yang diharapkan mampu memberikan pengalaman langsung, mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan keterampilan serta melatih dalam memahami konsep secara langsung. Adapun tugas guru dalam hal ini yaitu memahamkan konsep IPA dari alat yang akan dibuat dan dikembangkan dan senantiasa mendampingi siswa dalam setiap aktivitasnya dari perancangan sampai pada tahap evaluasi keberhasilan produk.
Hasil dari program ini diharapkan mampu mengurangi kesulitan sekolah dalam hal pengadaan atau melengkapi alat praktek IPA yang umumnya tidak mampu dijangkau dari segi biaya. Selain itu, membantu guru dalam pembelajaran IPA sehingga penyampaian konsep menjadi lebih bermakna sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya dan akhirnya tercipta suatu proses pembelajaran berkualitas sesuai harapan kita bersama.
Senin, 14 September 2009
15 Bukti Keimanan
Jawab kami, "Kami adalah orang beriman." Kemudian baginda bertanya, "Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu ?"
Jawab kami, "Buktinya ada lima belas perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah?"
Tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu ?"
Jawab mereka, "Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, percaya kepada Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, percaya kepada takdir Allah yang baik mahupun yang buruk."
Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu?"
Jawab mereka, "Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan solat wajib, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji bila mampu."
Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, "Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah?"
Jawab mereka, "Bersyukur di waktu senang, bersabar di waktu kesusahan, berani di waktu perang, redha pada waktu kena ujian dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh."
Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, "Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama mahupun dalam tatacara berbicara, hampir sahaja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi."
Kemudian Nabi s.a.w selanjutnya, "Mahukah kamu aku tunjukkan kepada lima perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai? Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan. Janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati, janganlah kamu berlumba-lumba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan, berusahalah untuk mencari bekal ke dalam akhirat."
Jumat, 14 Agustus 2009
Sir Isaac Newton
Sir Isaac Newton, (4 Januari 1643 - 31 Maret 1727; KJ: 25 Desember 1642 – 20 Maret 1727) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.
Dengan berbagai hasil karya ilmiah yang dicapainya, Newton menulis sebuah buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, dimana pada buku tersebut dideskripsikan mengenai teori gravitasi secara umum, berdasarkan hukum gerak yang ditemukannya, dimana benda akan tertarik ke bawah karena gaya gravitasi.
Bekerja sama dengan Gottfried Leibniz, Newton mengembangkan teori kalkulus. Newton merupakan orang pertama yang menjelaskan tentang teori gerak dan berperan penting dalam merumuskan gerakan melingkar dari hukum Kepler, dimana Newton memperluas hukum tersebut dengan beranggapan bahwa suatu orbit gerakan melingkar tidak harus selalu berbentuk lingkaran sempurna (seperti elipse, hiperbola dan parabola). Newton menemukan spektrum warna ketika melakukan percobaan dengan melewati sinar putih pada sebuah prisma, dia juga percaya bahwa sinar merupakan kumpulan dari partikel-partikel. Newton juga mengembangkan hukum tentang pendinginan yang di dapatkan dari teori binomial, dan menemukan sebuah prinsip momentum dan angular momentum.
Pendapat Kepala Akademi Ilmiah Berlin tentang Newton: "Newton ialah seorang jenius besar yang pernah ada dan paling beruntung, yang tak bisa kita temukan lebih dari suatu sistem dunia untuk didirikan
Newton dilahirkan di Woolsthorpe-by-Colsterworth, Hamlet di County Lincolnshire lahir secara prematur, dimana saat itu bayi prematur tidak diharapkan kehadirannya di dunia. Ayahnya, Isaac, meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton, dan dua tahun kemudian ibunya, Hannah Ayscough Newton, menikah dengan lelaki lain dan meninggalkan Newton dengan neneknya. Newton merupakan kanak-kanak pintar.
Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon and Schuster) dan H. Eves:
“ Newton memulai sekolah saat tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di daerah Grantham dimana dia akhirnya menjadi anak terpandai di sekolahnya. Saat bersekolah di Grantham dia tinggal di-kost milik apoteker lokal yang bernama William Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge pada usia 19, Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke, Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran, kisah cintanya dengan menjadi semakin tidak menentu dan akhirnya Storer menikahi orang lain. Banyak yang menegatakan bahwa dia, Newton, selalu mengenang kisah cintanya walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton memiliki seorang kekasih dan bahkan pernah menikah. ”
Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The Kings School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton terlihat tidak menyukai pekerjaan barunya. Tapi pada akhirnya setelah meyakinkan keluarga dan ibunya dengan bantuan paman dan gurunya, Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Sumber : http://id.wikipedia.org
Rabu, 12 Agustus 2009
Asal Lautan
Permukaan bumi sebagian besar tertutup oleh lautan. Penelitian baru menduga, laut datang dari luar bumi. Ilmuwan sejak lama telah memperkirakan, bumi dan planet tetangganya saat awal terbentuknya mengalami puluhan ribu tabrakan benda angkasa. Adanya jurang di bulan menunjukkan hujan komet itu.
Studi terbaru mendapati, komet adalah yang membawa lautan ke bumi sekitar 3,85 miliar tahun lalu.
Kesimpulan itu berdasarkan tingkatan logam yang ada di bebatuan bumi kuno yang dilakukan tim dipimpin oleh Uffe Jorgensen dari Niels Bohr Institute di Denmark.
“Apakah bumi telah memiliki lautan sebelum hujan komet menjadi perdebatan sengit,” kata Jorgensen.
Beberapa pakar mengatakan sudah tersedia cukup air saat bumi terbentuk. Namun sebagian ilmuwan lain menyatakan panas pada planet muda akan menguapkan semua air yang ada.
Tim yang dipimpin Jorgensen menyimpulkan bumi muda terlalu panas untuk mempertahankan air yang ada. Namun di masa hujan komet, suhu bumi menjadi turun dan air yang meleleh dari komet menjadi lautan pertama.
“Kita mungkin merasakan rasa bekas komet itu tiap kali minum air,” kata peneliti studi yang akan dipublikasikan di journal Icarus.
Jorgensen dan koleganya mencapai kesimpulan itu dengan mengukur tingkat iridium di pegunungan Greenland. Bebatuan itu merupakan salah satu yang tertua di dunia dari masa hujan komet(sumber www.akhdian.net)
Selasa, 11 Agustus 2009
Media Pembelajaran Fisika
Menurut teori ini informasi diproses melalui chanel yang independen, yaitu saluran program verbal seperti halnya teks dan suara, dan saluran visual seperti diagram, gambar, animasi, maupun video. Penelitian yang dilakukan oleh Paivio, Bagget (1989) dan Kozma (1991) mengindikasikan bahwa memilih perpaduan media yang sesuai, akan meningkatkan hasil belajar dari seseorang dan dapat mudah dipahami oleh siswa.
Salah satu media yang dapat digunakan adalah Multimedia. Secara definitif multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi yang terintegrasi menjadi satu paket media pembelajaran.
Pada dasarnya multimedia dibagi menjadi dua katagori, yaitu multimedia linear dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu meultimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol/ navigasi apapun yang dapat dikontrol atau dikendalikan oleh pengguna, dan berjalan secara berurutan contonya acara televisi, dan film. Sementara multimedia interaktif adalah suatu perangkat yang memungkinkan pengguna secara interaktif dapat mengontrol dan memilih apa yang dikehendakinya sebagai salah satu contohnya adalah aplikasi game untuk pembelajaran.
Sabtu, 08 Agustus 2009
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa mata pelajaran Fisika cukup disegani bagi beberapa siswa terutama untuk tingkat SMP dan SMA, selain menurut sebagian dari mereka sulit, Fisika juga syarat akan persamaan dan rumus yang kesemua itu harus dihafalkan dan dimengerti.
Salah kaprahnya guru pun mengajarkan Fisika layaknya ilmu hitung yang mengedepankan perhitungan daripada pemahaman konsep yang baik dan benar, untuk itulah guru perlu menggunakan metode dan cara mengajar yang baik, benar, dan menyenangkan bagi diri siswa.
Salah satunya adalah menggunakan metode Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).
kreatif, efektif dan menyenangkan” (Pakem), bisa diterapkan antara lain dalam salah satu
Pakem jika peran para guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi,
dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif,
membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui
proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para
guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat
siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara
bagaimana mempelajari mata pelajaran ”. Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.
oleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti
disebutkan dalam pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang
dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang
menyenangkan. Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan
adalah media elektronik (Computer – Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian ’bahan
ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini
dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan fleksibel, tanpa
harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).
PAKEM diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan
materi bagi peserta didik.
Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru
c. Pembelajarannya efektif
d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik
Prinsip PAKEM antara lain:
1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik
3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
4. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan
1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu; (b) Menentukan kebutuhan pembelajaran; (c) Membantu dan mendorong siswa; (d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi pembelajaran; (f) Akuntabilitas lembaga; dan (g) Meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.
1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan
1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
2. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa.(Wahidin, Nopember 5, 2008)
Tiada Kata Terlambat Untuk Belajar
Assalamu'alaikum wr.wb
Salam sejahtera untuk kita semua,.
Saudara2 pengguna internet, penggunaan media pembelajaran dewasa ini semakin marak dan diberdayakan semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan, tak terkecuali bagaimana kita mengambil sumber belajar...
Pada era digital dan komputerisasi ini, bahan dan sumber belajar tidak hanya dari guru dan buku, melainkan peralatan Multimedia seperti komputer, internet, dan sebagainya adalah daya dukung dalam sumber belajar, tidak sedikit siswa yang merasa kebingungan dengan pelajaran yang diperoleh di sekolahnya (=dikelas) kemudian mencari pemecahan dan solusi dari kebimbangannya tersebut di kelas.
Peranan media memang cukup membantu proses pembelajaran, terutama mata pelajaran MIPA...
meskipun bukan yang terbaik dan pertama, namun tidak ada salahnya melalui media ini saya (selaku admin) berkeinginan meramaikan sarana sumber belajar melalui blog ini, untuk itu marilah kita bersama membagun diri dengan belajar sebaik-baiknya....TIADA KATA TERLAMBAT UNTUK BELAJAR.....
terima kasih
Wassalamu'alaikum wr.wb
Eko Setyadi K
Staf Pengajar Fisika
P.Fisika UMP