Minggu, 10 Juli 2011

Hunian Masa Depan

Kegiatan Poskamling di komplek perumahan rutin dilakukan warga, pas giliran saya kebetulan malam Sabtu berbarengan dengan beberapa pejabat dari instansi pemerintah dan juga guru. Pastinya obrolan kami jika tidak seputar dunia politik ya isu-isu hangat seputar pemerintahan... Wah, bosan saya membicarakan hal tersebut, pada saatnya tiba saya coba menyela pembicaraan Basi tersebut dengan ide tidak wajar. Saya coba melempar permasalahan pada mereka, kurang lebih begini "Pak, sekiranya es di kutub mencair dan daratan akan kebanjiran, apa yang bapak lakukan ? " . Jawaban klasik dari pejabat tersebut sangat klasik : "sudah takdir mas jika tidak mati yaa kiamat"....wah, klo semua menjawab seperti itu pasti tidak ada solusi cerdas guna mengatasinya. Kebetulan saja pos ronda di depan rumah seorang kaya dengan kolam ikan di depan rumah-nya...nampak bunga teratai anggun berada ditengah kolam tersebut, lalu dengan asal saja saya menjawab : Pak bagaimana jika membuat rumah apung ? Jawaban mereka sama klasiknya : tidak mungkin.....


Nah, akhirnya penasaran dan mencoba mencari informasi alternatif tempat tinggal untuk masa depan...akhirnya saya temukan artikel yg saya acu dari ganool.com.

Arsitek dari Belgia, Vincent Callebaut, mengajukan terobossan baru dalam menghadapi masalah perubahan ik lim dan kepadatan, solusinya dinamai: Daun Bunga Lili.

Daun Bunga Lili ini digambarkan sebagai: prototipe kota amfibi yang mampu menghidupi diri sendiri, dengan masing2 daun mampu menampung 50.000 orang.
Di tengah Daun ini ada sebuah danau yang menampung dan menjernihkan air hujan. Kita terapung ini tidak membutuhkan jalan dan akan mengapung dan “terhanyut” ke seluruh dunia akibat pergerakan arus laut.
Desain dari Daun ini di memuat 3 marina dan 3 gunung yang dikhusukan bagi bisnis dan hiburan. Kota ini unik, karena kota ini merupakan kota amfibi, setengah kota air, setengah lagi kota darat.
Kota ini mendapat sumber daya dari matahari, angin dan arus laut, yang akan memproduksi lebih banyak energi daripada energi yang dikonsumsinya, dan akan menjadi kota yang ber-”emisi nol” karena semua karbon dan lim bah akan di daur ulang.
Harapan yang ada adalah pada tahun 2100, akan ada 250 juta orang yang melarikan diri dari perubahan cuaca, yang disebut “C lim actic refugee”, karena air laut akan menghancurkan kota2 seperti New York, Shanghai dan Bombai.
Vincent percaya, bahwa produknya ini adalah solusi jangka panjang untuk menghadapi naiknya air laut, dan bukannya memperkuat garis pantai, karena solusi garis pantai ini hanyalah solusi jangka pendek

2 komentar:

  1. Wah desain yang sangat indah dengan ide yang luar biasa... Mengagumkan, ya?

    d.~

    BalasHapus
  2. @'dee: seperti itulah, barangkali anda dan kita bisa mewujudkannya...^_^

    BalasHapus

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Sobat... ^_^