Senin, 05 Mei 2025

Cara Sembuh Terbaik Adalah Dengan Melupakan

Dalam setiap kesempatan dalam perjalanan kehidupan ini pasti telah mengalami banyak hal, merasakan bahagia, senang, maupun hal yang sebaliknya. Ketidakpastian kehidupan menjadikan kita sebagai hamba Tuhan untuk senantiasa berserah diri dengan selalu berdoa dan berupaya agar apa yang menjadi alur kehidupan kedepannya adalah hal yang selalu baik dan membahagiakan. Terkadang karena sebuah keinginan kita berupaya dengan sangat keras hingga pada titik yang kita sendiri tak mampu menyimpulkan kapan harapan tersebut akan terwujud. 
Harapan adalah doa, betul sekali... namun ekspektasi yang terlalu tinggi terkadang membuat kecewa. Banyak hal yang memang diluar kendali kita, banyak unsur yang membuat kita harus menyadari bahwa semua harus nurut dan manut atas apa yang kita inginkan. Tak terkecuali jika kita tidak bisa mengatur hidup agar sesuai rencana. Yang datang akan datang dengan tenang dengan sendirinya, pun yang pergi akan meninggalkan dengan caranya. Namun, dibalik itu semua kita sangat bisa memilih untuk bagaimana menyikapi dan menanggainya. Mau panik, mau tenang itu pilihan dan keputusan kita sendiri. Coba saja untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan. Sisanya ? Ya biarlah hukum alam dan semesta yang menyelesaikannya. Kamu yang disakiti ya terima saja bahwa itu memang jalanmu. Jika sudah sangat effort, sudah berupaya & berusaha sebaik mungkin namun tidak dihargai... ya sudah, berarti dia tidak bersyukur diberikan kesempatan orang yang tulus. 
Simpan energimu untuk yang akan datang tanpa diminta, sisakan sayangmu untuk orang yang bisa lebih menghargaimu dalam hal apapun. Kamu cukup tenang dan tetap lets'go.

Kamis, 24 April 2025

Analogi Dalam Pembelajaran Fisika

Kata analogi sebenarnya identik dengan perumpamaan. Analogi langsung merupakan salah satu strategi pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan konsep abstrak dalam fisika dengan memanfaatkan kesamaan atau kemiripan antara suatu konsep fisika dengan situasi yang lebih familiar bagi siswa. Strategi ini memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam dengan menghubungkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya (Kurniawan et al, 2024). Dalam fisika, analogi langsung sangat bermanfaat karena banyak konsep yang sulit divisualisasikan atau dirasakan secara langsung. 
Salah satu model pembelajaran yang saya kembangkan sebagai tugas akhir studi adalah pengembangan model Sinektik berorientasi HOTS yang didalamnya memuat unsur-unsur Sinektik salah satunya adalah analogi langsung. 
Mengapa Analogi penting ? Pertama adalah mempermudah pemahaman: dengan menghubungkan konsep fisika yang abstrak ke situasi yang lebih konkret, siswa dapat memahami prinsip-prinsip fisika secara lebih mudah. Kedua, meningkatkan minat dan motivasi; melalui analogi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa. Ketiga yaitu mendorong berpikir kritis. Siswa dilatih untuk mencari hubungan antara konsep fisika dan analoginya, yang dapat memperkuat kemampuan berpikir kritis mereka.

Contoh Analogi Langsung dalam Pembelajaran Fisika misalnya pada Konsep Hukum Newton Pertama (Inersia): Penjelasan Konsep: Benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan terus bergerak dalam garis lurus kecuali ada gaya yang bekerja padanya. Analoginya siswa diminta membayangkan sebuah meja makan yang penuh dengan barang. Jika taplak meja ditarik dengan cepat, barang-barang di atas meja tetap di tempatnya. Barang-barang tersebut cenderung mempertahankan keadaan diamnya karena sifat inersia. Contoh analogi pada konsep gerak harmonik sederhana pada gerak benda bolak-balik melalui titik keseimbangan dengan pola yang berulang. Analoginya pergerakan ayunan taman merupakan analogi langsung untuk memahami gerak harmonik sederhana. ayunan bergerak dari satu sisi ke sisi lain dengan pola yang berulang dan selalu melalui titik tengah (keseimbangan). Berdasarkan kajian (Kurniawan, 2024) analogi perlu disampaikan kepada peserta didik untuk ragam materi. Contoh lainnya pada konsep arus listrik, penjelasan konsepnya bahwa arus listrik adalah aliran muatan melalui konduktor. Analogi yang dapat disampaikan yaitu arus listrik dapat dianalogikan dengan aliran air di pipa. Sama seperti air yang mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke rendah, elektron juga mengalir dari daerah berpotensial tinggi ke rendah. Pada konsep Tekanan siswa dapat diberikan konsep bahwa tekanan adalah gaya per satuan luas. Analogi yang dapat diberikan yaitu tekanan dapat dianalogikan dengan ujung jarum dan telapak tangan. Ujung jarum memberikan tekanan tinggi pada kulit karena luas permukaannya kecil, sementara telapak tangan tidak terasa menekan karena luas permukaannya besar.

Apa Keuntungan Penggunaan Analogi Langsung ?
Dengan menggunakan analogi langsung, siswa dapat menghubungkan pembelajaran fisika dengan pengalaman mereka sehari-hari. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami konsep dengan cara yang lebih praktis dan menarik. Selain itu, analogi langsung dapat membantu siswa mengurangi kesulitan dalam memahami konsep abstrak dan memberikan konteks nyata dalam pembelajaran. Namun, penting untuk memastikan bahwa analogi yang digunakan tidak menimbulkan miskonsepsi. Analoginya harus disertai dengan penjelasan yang jelas mengenai kesamaan dan perbedaan antara konsep fisika dengan analogi yang digunakan.

Kesimpulan

Analogi langsung adalah salah satu strategi efektif dalam pembelajaran fisika yang dapat membantu siswa memahami konsep abstrak dengan cara yang sederhana dan relevan. Dengan memilih analogi yang tepat dan familiar bagi siswa, guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membuat fisika lebih menarik bagi siswa.

Referensi:
Kurniawan, E. S., Mundilarto, E. I., & Istiyono, E. (2024). Improving student higher order thinking skills using Synectic-HOTS-oriented learning model. Int J Eval & Res Educ ISSN2252(8822), 1133.

Kurniawan, E. S. (2023). Strategi Jembatan Konsep Analogi Untuk Meningkatkan PhyHOTS Peserta Didik Pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains (JIPS)4(1), 26-35.

Kamis, 27 Februari 2025

Guru atau Konten Kreator ?

Sebagai tenaga kependidikan tentu memiliki cita-cita mulia untuk memajukan dan mencerdaskan peserta didik secara kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Segala upaya dilakukan untuk menyajikan pembelajaran yang disajikan tersebut dapat diserap dan diterima dengan baik. Guru bagaimanapun latar belakangnya pastilah memiliki "modal" awal berupa pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman akademik maupun pengalaman sehari-hari. Terlepas dari kemampuan akademik dasarnya, seorang guru yang memang dituntut dan dilatih untuk mengajar (menguasai materi dan menguasai kelas), pastilah memiliki ragam cara untuk membelajarkan peserta didiknya. Dari penggunaan metode, model, strategi, dan dengan memperhatikan gaya belajarnya, tujuan akhirnya yaitu agar peserta didiknya paham dan mengerti akan ilmu yang disampaikannya. 
Alih-alih menyenangkan peserta didik, maka ada sebagian guru yang justru membawa kelas tidak fokus pada tujuan awalnya yaitu belajar. Di kelas ada guru yang memberikan film yang tidak berkaitan dengan materi dan diputar menggunakan LCD dan Screen di depan kelas. Ada sebagian guru yang hanya memberikan pengantar di awal pelajaran sekitar 10 menit, kemudian diminta mengerjakan soal-soal di LKS sementara gurunya bersantai di ruang guru atau malah ada yang di kantin menikmati sebat. 
Bahkan, akhir-akhir ini guru-guru muda yang memiliki paras menawan cenderung membuat video di kelas, berjoged-joged ala standar aplikasi tik-tok, dan sebagainya.  Memang, bagi sebagian orang bisa menginspirasi, namun tiadakah guru yang menawan tersebut justru membuat konten yang positif, yang membangun, dan tidak sekedar "pamer" kecantikan dan kemolekannya ?
Justru dengan adanya kesibukan baru guru "konten kreator" ini malah tidak fokus pada tugas pokoknya, sampai-sampai diberita ada wakil kepala sekolah bidang kurikulum lupa dan terlewat mendaftarkan siswanya ikut seleksi masuk perguruan tinggi. 
Ironi memang, disaat guru dimudahkan dengan media namun terjerumus pada arus standar postingan kreatornya. Guru yang notabene memberikan pelajaran justru sibuk editing video untuk setoran postingan agar FYP. 
Jika sudah begini, tentu tidak bisa disalahkan si guru tersebut karena media sosial itu milik siapa saja, hanya saja perlu ada kontrol sosial dari pihak sekolah dan instansi terkait tentang penggunaan media sosial di sekolah. 
Jika postingan membawa kebaikan sekolah tentu tidak masalah, namun jika justru membawa dampak kurang baik tentu perlu adanya pembinaan. 
Jadi, mau jadi guru atau konten kreator ?