Tak mudah memang menjalani kehidupan, banyak riak bahkan ombak yang siap menerjang kapan saja dari arah mana saja. Utamanya saat perahu yang kita tumpangi tidak kokoh bahkan setengah rapuh dimakan waktu.
Begitulah...saat semua menjadi semu, saat semua menjadi abu-abu maka kita akan membandingkan antara nurani dan realita. Banyak nasehat yang mengatakan bahwa
Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Saya sangat setuju dengan nasehat itu, hanya saja jika kita punya keinginan tidakkah boleh diupayakan sampai titik akhir usaha ? Sebab dengan apa yang kita inginkan (cita-cintakan) maka kita akan berjuang semampu dan sekuat tenaga untuk menggapainya. Permasalahannya sekarang adalah, saat kita berjuang untuk menggapai sesuatu tetapi yang diperjuangkan malah tidak tentu arah tujuan, lalu untuk apa perjuangan itu, bukankah sia-sia saja ? Ohh belum tentu, orang akan mengatakan bahwa kesia-siaan itu akibat dari ulahnya sendiri....oke lah sepakat, masalahnya adalah ketika etika berbicara, nurani mengetuk, dan realita mengatakan lain....lantas kita bisa apa ?
Akhir langkah kita hanya bisa beristighfar, memohon ampunan kepada Allah, memohon sebaik doa agar kita segera di tuntaskan dari segala bentuk himpitan yang namanya "m a s a l a h".
Wait...bukankah Allah sudah berfirman bahwa setiap kesulitan ada kemudahan, setiap ada masalah ada solusi ? Benar..... lalu ?
S a b a r
I s t i g h f a r
D o a
Berpasrah diri sepenuhnya kepada Allah.