Senin, 31 Oktober 2016

Harus Mikir Dulu Untuk Buat Status di Media Sosial

Kealaian saya berkurang seiring bertambahnya usia, hehe.... Hal ini saya lakukan semata-mata karena ada media sosial lain, haha sama saja ya.
Bukan begitu maksudnya, di FB saya jarang sekali mengupdate status mungkin boleh dikata sebulan sekali baru memperbaharui status; dan itupun rata-rata sekedar saling mengingatkan tentang hal-hal yang positif. Beberapa waktu lalu, saya mengulas tentang bagaimana menutupi aib, kesalahan, dan keburukan orang lain. Dengan mengutip kata bijak seorang pakar TI bahwa
"Menurut pak XXX, sebuah sistem di komputer bisa jadi ada celah kelemahannya; dari celah ini kemudian dicari dan berusaha untuk diperbaikinya. Maka jika kita menemukan kesalahan oang lain maka mari kita tutupi, diperbaiki bukan malah di sebarluaskan di media sosial"
Menurut saya kalimat itu tidak ada tendensi merendahkan, melemahkan, bahkan fitnah sedikitpun; bahkan saya berupaya mengangkat pak XXX itu sebagai bahan rujukan dari status saya.
Masalahnya adalah, tiba-tiba saja pak XXX yang mungkin hidup kurang tenang ditengah ketercukupan finansial dan nama besarnya tersebut merasa namanya bisa tercoreng karena namanya saya rujuk, sehingga langsung memberitahu saya, bahwa saya bisa kena pasal pencemaran nama baik.

Bak gledekan berjalan disiang hari ditengah anda tidur pulas, ini maksudnya apa ya kok tiba-tiba saya mau dikenakan pasal pencemaran nama baik.....wah, memang akhirnya saya sadari benar bahwa status bisa berakibat tidak baik jika orang yang membacanya tidak paham arti status itu.
Fb adalah milik publik, siapapun bebas menuliskan apapun, tapi jika apa-apa harus berfikir untuk menulis status dengan alasan takut kena pencemaran nama baik....yo wes gak usah nulis status. sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Sobat... ^_^