Senin, 24 Oktober 2016

Negara Drama: Antara Popularitas, Penistaan, dan Realita

Masyarakat awam setiap hari dijejali berita-berita di TV, yang saya sendiri tidak mengerti kebenaran dan keabsahaannya. Namun jika menilik dari sebuah berita serupa di saluran youtube.com berita itu kadang menjadi benar atau setidaknya dianggap benar. Jadi saat ini youtube digunakan sebagai pembenaran berita di TV (hemm...bisa jadi TV bsk tidak laku karena lebih valid berita di youtube, entahlah).
Eniway, kasus lama yang bersemi kembali milik pak super mario teguh sejatinya tidak penting untuk dibahas, bahkan sangat tidak perlu diberitakan. Mengapa ?. Karena pak super ini sudah populer baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Membicarakan masa lalunya apa lagi, jika memang pak super ini bersalah, berselingkuh, tidak mengakui si kis sebagai anak, dan kdrt...lalu apa pedulinya? toh itu urusan keluarganya sendiri. Anda mencaci maki, anda berang seperti berang-berang mau kawin, bahkan anda pendukung tulen pak super...njuk apa untungnya ?
Ketika anda caci maki, pak super asik mesra dengan ibu lina yang super setia itu, anda mendukung sampai semaput, pak super sedang hepi-hepi di luar negeri dengan kapal pesiar mewahnya.
Mencari popularitas, ah tentu saja tidak karena pak super sudah populer; mencari rating, ahh buat apa lagi rating nya sudah diatas level bebek angsa....
Kesimpulannya: jangan lagi bahas pak super, mas dedi korbuser fokus saja di acaranya, jika ingin mengangat si kis jadi anak atau ibunya jadi terangkat, jadikan artis. selesai urusannya. :D

Muncul lagi bang ahok dengan gaya kepemimpinannya dan bicaranya. Sebagai muslim saya turut tersinggung; tapi saya ini yang rakjat jelata bisa apa ? Pak ahok punya beragam cara untuk berkilah, punya beragam serdadu untuk balik menyerang....
Meski sejatinya saya ini memuji pak ahok dengan ketegasannya, tapi sefanatik-fanatiknya saya tidak akan pilih pak ahok. ya saya tidak akan pilih pak ahok. titik.:D (biar tidak dikira warga negara frontal saya jelaskan, saya tidak punya hak pilih di dki...haha)

Barulah muncul sang pangeran yang saya turut kagum akan kecemerlangannya, pak Agus. Sangat disayangkan mundur dari TNI padahal kenaikan pangkatnya melebihi rekan selating di AKMIL. Tapi ya itu, karena negera drama apapun bisa terjadi. Sefanatik2nya saya: saya tidak akan pilih pak Agus. titik tidak koma-koma. :D  (biar tidak dikira warga negara frontal saya jelaskan, saya tidak punya hak pilih di dki...haha)

Negara drama penuh intrik dan strategi, yang kuat berkuasa, yang kalah bersuara. Yang jelas jangan memaki ulama bisa kualat. Salam, Laos, KUnyit...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Sobat... ^_^