Judul yang mungkin agak aneh di mata sobat blogger semua, pasti bertanya-tanya maksudnya apa ? benar bukan karena "sengaja" judul di atas saya tuliskan ambigu.
Menilik sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur yang dimotori oleh Prof.Dr.H.Imam Robandi, Eng.Ph.D, memang cukup mencengangkan. Selain maju melesat bak roket di tengah kegelapan dan keterpurukan manajemen sekolah-sekolah lain, juga mempunyai infrastruktur yang menawan. Betapapun anda yang berprofesi dan hendak berprofesi sebagai seorang guru pasti ingin mengajar di sana. Bayangkan saja dengan SPP 1 juta rupiah perbulan, fasilitas deluxe, dan tunjangan (gaji) yang menawan pasti menarik untuk mengajar di sana. Sebut saja beberapa sekolah yang memang berawal dari keterpurukan sekarang menjadi Promadona. Dalam workshop yang diselenggaraoan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kebumen dihadapan 600 an Guru-guru dalam AUM Muhamamdiyah ini Pak Imam saya panggil begitu memberikan pencerahan dan tantangan kepada semua kepala sekolah, apakah hanya akan menjadi PENONTON ataukah PELAKU ?
Dengan gaya yang meledek dan cukup pedas, Pak Imam membangunkan semua kelinci yang tertidur di Kebumen agar segera bangkut dan berubah menjadi singa yang menguasai wilayanya. Pun demikian untuk berkompetisi perlu wahana Syiar yaitu bangunan yang berwibawa.
Dalam tantangannya tersebut pak Imam, mengatakan bukan orang Muhammadiyah kalau tidak berhutang, karena hutang adalah pangkal punya, yang kemudian disambut tepuk tangan para hadirin.
Bahkan pak Imam menuturkan, jika dia diangkat menjadi Menteri Pendidikan pada hari Sabtu, maka hari senin-nya akan menghapus keberadaan UN, karena menurutnya UN hanya melingkari saja.
Di akhir pembinaan yang dilakukannya, pak Imam berpesan: Agar sekolah-sekolah yang masih tidur, bahkan hidup-pun tak mau segera bangun dan melakukan pembenahan Internal dan Eksternal dengan salah satunya mempunyai BRANDING bagi sekolah tersebut, jika tidak...maka siap-siap akan terlindas.
Sekolah yang ingin maju, adalah sekolah yang memiliki keberanian untuk berubah !!
Semangat ....
(diintisarikan dari workshop education change di jatijajar room-kebumen)
Ibarat sebuah bisnis, branding merupakan salah satu faktor penting untuk sukses.
BalasHapusKarena dengan mempunyai branding tersendiri, secara otomatis sebuah sekolah akan mempunyai nilai tambah dan menjadi salah satu hal yang lebih di banding sekolah yang lain.
Dengan branding yang kuat, maka akan lebih mudah diingat dan banyak orang tua siswa yang akan dengan senang hati menitipkan putra-putrinya unutk di didik di sekolah tersebut.
Dan tentunya branding itu merupakan branding yang positif.
Selain itu juga perlu di dukung dengan kualitas pengajar yang baik dan fasilitas yang memadai.
Wah komentarnya panjang banget?
Sory Sir :)
saya sepakat dengan mas adi...tapi untuk mem"branding" sebuah institusi yang berumur atau sudah berdiri lama dengan budaya yang ada sangat sulit !. Menurut saya "branding" lebih tepat dilakukan ketika awal beridirinya sebuah sekolah. Atau dengan kekuatan super mendobrak budaya klasik menjadi budaya maju dengan suatu "brand" yang luar biasa. Silahkan koment sepuasnya...hehe mari kita diskusi
BalasHapusuntuk membranding sekolah saya rasa bisa di lakukan kapan saja sesuai dengan keinginan pengajar. Tapi untuk membaranding sebuah sekolah yang sudah berdiri lama, memang butuh sebuah kerja keras. Selain harus berhadapan dengan budaya yang sudah lama, maupun pemikiran dari pendiri dan pengurusnya yang biasanya lebih memilih aman dari pada membuat sebuah perubahan.
BalasHapusDan di sinilah peran dari pencetus ide dan pengajar yang memiliki keinginan membranding sekolah untuk berani mengemukakan pendapat dan melontarkan gagasannya ke pihak sekolah.
Dan kalau dengan ide, dan di dukung dengan visi yang jelas saya rasa bisa di lakukan.
Dan memang tidak bisa secara instan. :)