Pepatah jawa tersebut mungkin tepat untuk menggambarkan keadaan carut-marutnya pemberitaan dan "mungkin" kondisi nyata bangsa tercinta ini. Ulama dihujat, hukum di politisir, kebijakan bisa diubah, dan saling serang dan serang balik menggunakan hukum.
Sebagai masyarakat awam yang tinggal di pedesaan, nuansa tersebut sebenarnya tidak banyak dampaknya, terutama pada kehidupan ndeso-nya. Namun kebijakan menaikkan beberapa komoditi seperti BBM, Pajak, dan harga cabai lah yang justru menohok kehidupan masyarakat desa. Saya kadang tidak mengerti dengan pemikiran pengambil kebijakan, "jika ingin makan dengan cabai tanam sendiri"; sekilas statement tersebut tidak ada masalah, tapi mbok mikir...untuk bisa panen cabe butuh berapa bulan ? Sampean digaji dan fasilitas mewah, lha masyarakat desa yang trima jadi petani padi makan juga seadanya, kok disuruh tanam dulu baru bisa makan....mikir sitik lah, koe pada sehat mbok ?
Semakin lama jadi tambah emosi kie lah...
Ahok, pak gubernur DKI (dulu) yang menista agama, lah .... nek hukum angel karena dibelakangnya banyak kepentingan, gari di jopa-japu bulll...mulutnya dibuat sariawan seumur hidup kan beres, daripada nunggu persidangan yang memutar balikkan fakta, syarat kepentingan, dan muatan politis. Pak ahok menjadi tenar karena pemberitaan, orang desa apalagi yang tinggal di luar DKI njuk ngopo melu-melu emosi ....lha yang akan dipimpin orang DKI kok, podo melu emosi gara-gara maju jadi gubernur, klo mau emosi ya itu tadi karena menista agama, bukan karena mau jadi gubernur.
Pak Riziq, gantian dilaporkan karena juga menista...hadulah mumet ndase. Arep bela agama kok malah dilaporke....Maning-maning MUI dianggap anti kebhinekaan, pak kapolri sepertinya sedang mumet jadi nek ngomong ora bisa di kendalekna...Maning preman GMBI, kui jane sopo njuk urusan karo kapolda jabar opo...mumet meneh...
Wes lah...daripada keno ciduk polisi dan kena UU ITE, mending nyawang wae sek bisa disawang, ra usah nggagas urusan politik marakke mumet. Sek penting iso ngibadah, mangan enak, ora gawe rusuh, apik marang sedulur, tetangga, mbuh kui muslim po non muslim...sek penting akur agawe sentosa....
Salam prihatin lurr
kabeh kudu sabar, sabar kudu kabeh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Sobat... ^_^