Senin, 23 Januari 2017

Tenaga Medis v.s Pak Gubernur

Akhir-akhir ini marak (menjadi viral) baik di media sosial maupun status teman-teman perawat tentang arogansi seorang pejabat publik yang marah-marang di tengah malam sembari menendang tempat sampah.
Menarik untuk dikaji bersama tentang fenomena ini.
1. Pak gubernur kurang bijaksana; saya bisa menyimpulkan demikian karena bapak gubernur yang dulunya artis ini datang disaat yang memang kurang tepat, yaitu waktunya orang istirahat. Jika mau sidak datanglah tempo waktu, misalnya siang harinya bagaimana, shift keduanya bagaimana, dan shift ketiganya bagaimana. Jadi bapak punya waktu dan data akurat tentang kinerja seluruh tenaga medis di RS tersebut.
Jika kejadiannya seperti itu, tentu bapak tidak akan disebut sebagai gubernur arogan, yang main sidak tanpa kenal waktu.
Mungkin sebagai pejabat publik bapak geram mendengar laporan dan pengaduan masyarakat, namun setidaknya perlu dilakukan tindakan awal dengan memanggil direktur RS tersebut, dilakukan pembinaan, dan jika terus berlanjut hubungi dokter....haha

2. Perawat dan Dokter juga manusia; ya saya sepakat...mereka adalah pekerja dengan gaji lumayan tinggi dibanding guru, dengan mekanisme kerja shift (pagi, sore, dan malam). Alih-alih pasien sedang terlelap, keluarga juga terlelap, tetap kurang bijaksana juga jika ikut-ikutan tidur. Anda shift 3 memang jatahnya masuk shift 3, jadi tidak ada alasan untuk mengantuk bahkan tertidur kan? Nah disinilah akar masalahnya; sebagian besar bahkan hampir semua rekan perawat mencaci pak gubernur ini, tapi apakah teman perawat juga sudah koreksi diri dengan mengkesampingkan ego diri ?
Pengalaman saya menunggui di rumah sakit:
3 bed ruang bersalin sudah diisi oleh ibu yang hendak melahirkan, sejak pukul 23.00 semua perawat telah merebahkan badan mereka, ada yang bermain hp, sekedar bercengkerama, bahkan saya melihat ada yang sudah berselimut. 3 bed ini semua adalah ibu yang hendak melahirkan, anda bisa membayangkan bagaimana keluhannya, dan rintihannya, apalagi sudah mulai blooding.
Sebagai pihak keluarga, tentu dengan serta merta ingin tahu bagaimana kondisinya....melihat para perawat yang tertidur pulas ini, ada kegamangan ketika hendak membangunkan....sedianya saya nekat membangunkan salah satu perawat, apa yang terjadi ? Dengan wajah penuh kejengkelan bilang, masih lama pak...dan tidur lagi....Nah loh...jika begini kasusnya apakah perawat juga sudah memenuhi tugas dan kewajibannya ?
Pukul 03.00 pagi, ada perawat bangun dan pup...saya tanya lagi bagaimana kondisi ibu yang hendak melahirkan tersebut, sang perawat dengan senyum pucat memeriksa sebentar dan berkata "jam 5 nanti dicek lagi".
Jam 05.00 lewat.....jam 05.45 semua perawat sudah mulai bergerak dikasur, bukannya langsung membersihkan diri tapi bercengkerama lagi dan memegang HP. Sungguh, ini realita....baru jam 06.00 mereka memeriksa semua pasien sejak pukul 23.00

Dari sini jelas bahwa semua harus saling memahami tupoksi masing-masing. Pak gubernur setidaknya melalui langkah persuasif dengan direkturnnya dulu, biar direktur yang memberi arahan. Jika ngeyel ya monggo saja.
Mbak dan mas perawat juga butuh istirahat, saya setuju itu....tapi jika pas jatah jaga ya jangan tidur lah, ada pepatah tidur2 ayam...

Sekali lagi ini adalah opini saya sebagai warga....tidak ada tendensi merendahkan jabatan publik maupun kinerja perawat....monggo sami sawang sinawang....nuwun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Sobat... ^_^